Derawan & Labuan Cermin: Yes, I was Here! | Menginjakkan kaki di Tanah Borneo Part #1



Hi!

seperti janji saya pada tulisan sebelumnya, kita akan jumpa lagi pada tulisan saya kali ini. 

kali ini akan saya ceritakan mengenai hasil liburan ke tanah Borneo a.k.a Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Timur, Pulau Derawan. ini merupakan pertama kalinya saya menginjakkan kaki di tanah Borneo.

Pertama kali ada keinginan ingin injakkan kaki di Borneo sih, gara-gara Ibu dan Bapak saya yang sudah beberapa kali business trip ke (hampir) seluruh Kalimantan, dan sudah ada keinginan sejak kecil. tapi untuk ke Pulau Derawan baru timbul sejak saya masih kuliah. Berhubung masih kuliah ya saya urungkan dulu untuk liburan jarak jauh seperti itu dan teman-teman belum ada yang mau berlibur jauh seperti itu.

Hasil kepo saya terhadap Pulau Derawan membuat saya memasukkan Pulau Derawan jadi salah satu bucket list liburan ketika lulus kuliah. oh yeah!

sebenarnya saya juga sudah beberapa kali diminta oleh GM Legal dan rekan saya untuk melakukan business trip ke Tarakan dan Penajam, tetapi entah apa yang mengurungkan niat para Bapak-Bapak tersebut untuk mengirim saya bertugas di Kalimantan. 

Liburan kali ini saya rencanakan bersama satu dari teman kuliah saya, Chacha! sebenarnya kami ajak beberapa sahabat kami lainnya, tapi berhubung yang benar-benar bisa (sebab kalau liburan memang harus dimulai dari tekad yang kuat, baik secara finansial, fisik, maupun mental karena perlu izin cuti dari atasan nya itu loh! :p) tinggal saya dan chacha yang beneran jadi, ya sudahlah ya, langsung saja.
Awalnya saya ingat banget, Chacha paling greget untuk liburan ke Aceh dan Medan, tapi saya berhasil racuni tentang keindahan Pulau Derawan :) gotcha!

eits, apakah hanya kita berdua saja yang pergi? 
tentu tidak....

kami ikutan open trip! 

open trip itu apa sih? lebih tepatnya (based on my experience ya) kita berpergian barengan dengan group/individual yang punya tujuan/destinasi yang sama dengan kita, biasanya akan ada travel/tour organizer yang membuka jadwal open trip di beberapa lokasi dan jadwal yang beragam juga, dengan banyaknya jadwal trip yang disediakan bisa kita sesuaikan dengan jadwal yang kita punya. 

orang-orangnya siapa aja? tentunya strangers! hehe. namanya juga open trip. siapapun bisa join, kita cukup join, bayar uang trip, trus sesuai dengan jadwal yang mereka tawarkan dan kita bisa ikuti, kemudian tinggal berangkat deh. segala sesuatu-akomodasi-hingga itinerary nya sudah diatur oleh tour organizer.

By the way, kami join tour organizer namanya Piknik Nusantara (yang mau kepoin, monggo click and visit!), ada instagram nya juga @pikniknusantara.

kebetulan kami mengambil jadwal trip pada tanggal 24-28 Maret 2017. tanggal 28 Maret itu kebetulan public holiday, hari Nyepi, tepatnya hari Selasa. jadi saya perlu izin cuti 2 hari, yaitu Jumat dan Senin. lumayan, kan. nah biasanya tour organizer ini juga menyesuaikan dengan public holiday. 


Memang berapa sih total biaya yang (harus) saya keluarkan?

Untuk trip nya sendiri kebetulan ditawarkan IDR 2,650,000,00/(orang) untuk 5 hari/ selama trip berakhir. pastinya include akomodasi, hospitality, dan transportasi selama disana. tidak termasuk tiket pesawat dari kota masing-masing loh, ya.. dan, sebagai catatan, biaya ini tergantung trip nya kemana. apabila teman-teman ingin ke kota lain misal Labengki, Padang, Yogya, Medan, atau Papua tentu beda lagi biayanya. dan FYI, tour organizer ini juga informatif  dan ramah sekali, jadi apabila teman-teman mau tanya dulu soal trip dan lain-lainnya sehubungan dengan trip yang mereka tawarkan, monggo.

kebetulan kami naik Garuda Indonesia direct flight to Tarakan Airport-Soekarno Hatta (return) sebesar (kurang lebih) IDR 1,800,000,- lumayan murah untuk sekelas Garuda Indonesia (ini ticket promo ya!) Sehingga total yang saya keluarkan untuk trip dan ticket kurang lebih: IDR 4,450,000,- (gimana, terjangkau atau tidak?) :)

(sebelum ini berlanjut, disclaimer dulu ya: tulisan ini berdasarkan pengalaman saya pribadi tanpa bermaksud untuk iklan/endorse dan lainnya) 

okay, shall we start our holiday now?

1. Day 1: Jumat, 24 Maret 2017

kalau ke Tarakan apabila memilih direct flight tanpa transit di Balikpapan. kebetulan hanya tersedia 1 flight dari Jakarta-Tarakan, yaitu early flight departure 4.50 WIB dan akan tiba di Tarakan sekitar 8.50 WITA. pesawat yang kami naiki juga tipe Bombardier CRJ dengan kapasitas 96 penumpang (source: Garuda Indonesia). langit-langit pesawatnya tidak selapang Airbus maupun Boeing. jadi, bagi penumpang yang membawa bawaan di kabin tidak bisa ukuran besar, sebab kabinnya bisa dibilang sangat terbatas. ini pengalaman pertama saya juga menaiki pesawat jenis ini.

perjalanan selama 2 jam kurang lebih agak membosankan juga sebab tipe CRJ ini tidak menyediakan televisi dan hiburan apapun di pesawat. pilihan lain ya selain membaca, ngobrol, ya.. tidur. better to recharge your energy before start a new adventure!

Kami tiba di Tarakan pukul 8.50 WITA dan baru dapat turun dari pesawat dengan aman sekitar 9.00 WITA. begitu sampai disana barulah kenalan dengan teman-teman yang ikut trip ke Derawan ini juga. kebetulan yang dari Jakarta ada 10 orang dari 16 peserta. oh iya, by the way, sebelumnya kami 'dipertemukan' dalam grup Whatsapp peserta tour Derawan oleh tour organizer nya.



sebelumnya, disarankan bahwa peserta membawa carrier/backpack saja. tapi saya dan chacha sepakat membawa KOPER! yes, I know! it was an adventure trip! bukan tipikal jalan-jalan wow pake segala koper. pakaiannya juga saya yakin seadanya banget khusus basah-basahan karena bakalan sering nyemplung di air, instead of siapin baju rapih (untuk photoshoot hahaha). tapi.. berhubung saya dan chacha tidak punya tas yang disebut sebagai daypack/rucksack/backpack/carrier yang baik, jadi.... kami mengikuti saran mama-mama kami: PAKAI KOPER. siapkan muka tembok kalau mereka lihat bawaan kami.

sekitar jam 9.30 WITA kami berkumpul dan dipertemukan dengan dua orang tour organizer (psst, ada yang berasal jauh-jauh dari Palembang, semangat sekali mereka!)

jam 10 WITA kita bertolak dari Bandara Juwata untuk makan siang dan sholat Jumat, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan ke pelabuhan Tarakan. oh iya, sebisa mungkin ke Derawan bawa uang cash yang cukup. sebab disana mungkin hanya ditemukan 1 ATM milik BUMD Tarakan. jadi mumpung masih di Bandara Juwata Tarakan, silahkan ambil uang secukupnya, ya. lumayan bisa buat jajan-jajan atau sewa perlengkapan snorkeling, dan lain-lainnya sesuai kebutuhan.

kami sampai di Pelabuhan Tarakan untuk seberang ke Derawan sekitar jam 2 WITA. disarankan bagi yang mabuk laut untuk tidak makan banyak dan minum selama perjalanan atau kalau diperlukan minum multivitamin sebelum memulai perjalanan.


this pic is credit to Piknik Nusantara
saya ada disebelah mana, ya?
by the way, yang paling depan itu adalah rombongan dari Palembang.

setelah 3.5 jam perjalanan... nampak nahkoda speed boat memelankan kapalnya, dan mulai menepi. tampak rumah-rumah kayu, dermaga terbuat dari kayu menjorok ke pinggir pantai. and yes, finally we arrrived in Derawan.

Panasnya pulau Kalimantan hampir sama saya rasakan ketika saya masih tinggal di Dili, Timor Leste pada tahun 1993-1998 lalu. panas menusuk, tapi diiringi udara laut begitu bersih dan segar.
kebetulan sampai disana sekitar jam 5 sore dan itu artinya, sebentar lagi akan menikmati sunset.

kami menginap di water villa, atau penginapan diatas air. letaknya persis pinggir dermaga speed boat. rasanya ingin menyeburkan diri saja, bak kolam raksasa. air nya bening sekali, berwarna hijau tosca. sayang, saya tidak pandai berenang. oh iya, sebelum memulai petualangan dengan air, usahakan sudah bisa berenang dulu ya, tidak harus sih, namun disarankan, agar memudahkan kalian berenang di laut saat snorkeling nanti. tapi kalau nekat seperti saya sih..silahkan saja hehehe.

begitu mendapatkan kamar, langsung saya dan chacha, dan oh iya, kami sekamar bertiga, jadi tambahannya adalah Mba Rina, asal Depok. Dia pergi sendirian dalam tour ini, selain Mba Rina ada lagi yang solo tour. but as long as we have each other, tidak mungkin merasa sendirian atau terasingi, deh.


view dari depan kamar.
pada saat foto ini diambil jam menunjukkan (kurang lebih) pukul 17.00 WITA. Langit masih tetap biru dan cerah, sayup udara hangat menyapa.

view dari depan kamar.
dari jauh terlihat warna-warni penginapan atau water villa.

ada cara lain untuk menikmati sunset: berenang dengan bebek yang satu ini.
oh iya, ini Mba Deasy, salah satu rekan kami yang sangat enerjik!
credit: foto milik Sarah
ambil kamera mu, sunglasses mu, yuk mari kita mulai menikmati sunset sore ini.

kebetulan belakang penginapan kami ada sunset spot. memang sudah disiapkan, dan tersedia sofa bench untuk duduk-duduk santai juga, juga ada ayunan. bisa jadi dapat ditebak: langsung jadi properti utama untuk photoshoot.


   





semakin sore, saya melihat sesuatu yang timbul dalam air, besar sekali, dan itu adalah penyu. dengan bebasnya dia berenang kesana kemari menuju lautan luas. penyu biasanya akan kembali ke daratan untuk bertelur dan menetaskan anaknya, apa mungkin dia dari daratan untuk bertelur? saya kurang paham soal per-penyu-an sih, sebenarnya.

penyu merupakan salah satu hewan langka dan berumur panjang. keberadaannya sungguh dilindungi, dikarenakan banyaknya dan maraknya penangkapan penyu secara ilegal. telur-telur atau embrio yang belum jadi bahkan jadi santapan (konon katanya dapat jadi obat). sedang penyu dewasa diincar untuk diambil cangkang nya dijadikan obat dan item fashion. kabarnya, kalau berenang bertemu dengan penyu ini dilarang untuk dipegang apalagi dikejar. kebayang, apabila semakin berkurang populasi penyu, entah berapa tahun lagi kita dapat melihat penyu berumur panjang dan besar seperti ini. the world is too cruel, please be safe and have a safe journey, dear uncle turtle....



diambil dari atas dermaga, setiap sore tampak penyu-penyu dewasa muncul ke atas permukaan.


cukup puas rasanya melihat sunset hari ini. petanda harus kembali istirahatkan badan dan menyiapkan diri untuk petualangan esok hari. besok akan jadi hari yang panjang, sebab akan mengarungi perjalanan laut kurang lebih 3 jam menuju sebuah pulau. mau kemana kita?

lanjut di post berikutnya ya, agar tidak terlalu panjang juga tulisannya. see you!
(to be continued)


Cheers!

Fany

-> click here to read #part2






Comments

Popular posts from this blog

[K-Drama review] One Spring Night (2019) : A heartwarming yet simply-realistic

'Coco' Film Review: Sebuah Petualangan Memperjuangkan Hidup, Cita-Cita, dan Keluarga

Pertama Kalinya! | My First MUN Experience